Putu Kurniawati - Ketika Elang Mencintai Dara
![]() |
Putu Kurniawati - Ketika Elang Mencintai Dara |
Dara. Begitu orangtuaku memberi nama. Pas aku masuk SD, nama itu jadi mengganggu banget.
Soalnya temanku yang iseng bilang bahwa namaku kayak nama burung. Sampai sekarang, di saat aku sudah kelas X, nama itu masih mengganggu.
Waktu MOS kemaren, aku mesti bikin name tag, dan nama panggilan mesti dicantumkan di
name tag itu. Nggak mungkin aku pakai nama Dara. Aku masih punya nama belakang, Dara
Aurelia Hadikusuma. Jadi aku pakai nama Aurel.
“Aurel ?
Nama lo kebagusan! Ganti aja!” dia lalu membuka dan membaca namaku keras2 dengan nada jahat.
“DARA Aurelia Hadikusuma!” terus dia bilang. “Gimana kalo lo pake nama BURUNG DARA? Kayaknya lebih cocok.
Besok name tag lo diganti pake nama itu, oke?
Jangan lupa, tulisanya mesti gede-gede!”
Jahat, kan?
Keadaanku sekarang kontras banget sama Elang, anak kelas XII yang baru pindah ke SMA.
Republik (sekolahku) seminggu yang lalu. Cowok itu keren, tinggi, atletis, jago basket, dan kabarnya pinter banget dikelas.
Jangan lupa, tulisanya mesti gede-gede!”
Jahat, kan?
Keadaanku sekarang kontras banget sama Elang, anak kelas XII yang baru pindah ke SMA.
Republik (sekolahku) seminggu yang lalu. Cowok itu keren, tinggi, atletis, jago basket, dan kabarnya pinter banget dikelas.
Apalagi dia punya mata berwarna cokelat yang siap menyihir siapa saja yang melihatnya. DIa kelas XII.
Aku mempunyai kakak bernama Adzy dia kelas XII juga.
Aku punya satu kelebihan. Badanku jangkung. Terakhir aku ukur tinggi badanku 174 cm.
Aku mempunyai kakak bernama Adzy dia kelas XII juga.
Aku punya satu kelebihan. Badanku jangkung. Terakhir aku ukur tinggi badanku 174 cm.
Nggak beda jauhlah sama Elang yang kira2 tingginya 180 cm.
Saking kerenya Elang, Sasha (cewek kelas X paling popular di sekolah) ikut-ikutan masuk bursa persaingan.
Shasa selalu bilang. “Gue cantik, gue smart, dan gue popular.” Sombong banget, kan?
Aku punya masalah yang lebih penting. Pak Bambang (guru fisika yang paling nyebelin di sekolah) bilang kalo kemampuan aku dalam hitung-menghitung masih lemah.
Saking kerenya Elang, Sasha (cewek kelas X paling popular di sekolah) ikut-ikutan masuk bursa persaingan.
Shasa selalu bilang. “Gue cantik, gue smart, dan gue popular.” Sombong banget, kan?
Aku punya masalah yang lebih penting. Pak Bambang (guru fisika yang paling nyebelin di sekolah) bilang kalo kemampuan aku dalam hitung-menghitung masih lemah.
Aku dikasih PR tambahan, sepuluh nomor lebih banyak dibandingkan teman-temanku.
Dan dia bicara dengan suara menggelegar.
“Dara, khusus untuk kamu, kerjakan sepuluh nomor lagi pada halaman dua puluh tiga.
Kamu masih perlu banyak latihan!”
Padahal banyak anak lain yang nggak bisa jawab pertanyaan Pak Bambang.
So, kenapa mesti aku?
Siang ini aku mau ngerjain soal-soal itu di kantin, sambil nungguin Adzy ikut pembinaan olimpiade sains. Tapi aku juga cukup jago matematika kok.
Siang ini aku mau ngerjain soal-soal itu di kantin, sambil nungguin Adzy ikut pembinaan olimpiade sains. Tapi aku juga cukup jago matematika kok.
Comments
Post a Comment