Ran Orihara - Amazing Guardian 2

Ran Orihara - Amazing Guardian 2
Ran Orihara - Amazing Guardian 2


Semua mata memandang tiga sosok yang berkilauan itu dari kejauhan.

Ada yang berbisik-bisik, ada pula yang diam-diam berusaha mengambil foto mereka melalui ponsel berkamera.

Bukan hanya pengunjung, bahkan para pramusaji di sana pun bolak-balik mencuri pandang ke sebuah meja yang terletak paling ujung, tepat di samping jendela.

Namun ketiga orang yang berada di meja itu tidak terlalu peduli keadaan di sekitar.

Selain karena sibuk berdiskusi tentang hal yang krusial, sepertinya mereka juga sudah terbiasa menjadi pusat perhatian di kota Gifu, yang memiliki sejarah panjang sejak Sengoku Jidai. 1 (1 Sengoku Jidai, Zaman Sengoku atau zaman perang saudara di Jepang. Berlangsung sekitar tahun 1493-1573.)

“Jadi, apa kau mau menerimanya?” tanya Izumi sambil memandang Asa.

“Sudah jelas harus diterima dong.” 

Kaze yang duduk di sebelahnya langsung menimpali, “Kita tahu sendiri, satu-satunya orang yang bisa mengendalikan Tuan Putri memang cuma Naito, kan?”

“Benar juga.” Izumi mengangguk setuju, “Kurasa itu jalan terbaik.”

Brak! Asa menggebrak meja, “Kalian bisa serius sedikit nggak sih?” desisnya pelan.

Meski ingin membentak dengan suara lebih keras, namun ia terpaksa menahan diri.

Karena bagaimanapun juga, mereka berada di sebuah famiresu,2 (2 Famiresu, Singkatan dari family restaurant) yang merupakan tempat umum.

Asa jelas tidak mau mempermalukan diri sendiri kalau sampai mengamuk di sini.

Kaze dan Izumi berpandangan, lalu sama-sama menghela napas panjang. Seolah memiliki pemikiran yang sama.

“Tuan Putri, kurasa nggak ada lagi laki-laki yang lebih pantas untukmu daripada Naito,” ucap Kaze sambil menyerumput segelas jus di depannya.

“Ya. Itu sudah pasti.” Izumi menguap lebar, tidak terlalu ambil pusing. “Saat teman-teman sekelas menggosipkan kalian berdua, aku juga nggak begitu kaget mendengarnya.

Apalagi melihat sikap Naito padamu selama ini...”

Asa yang melihat kedua lelaki di depannya bisa begitu santai, jadi merasa konyol sendiri dengan kegelisahannya.

“Memangnya bagaimana sikap Naito padaku? Bukannya dia juga memperlakukan semua orang sama rata?”

“Tentu saja tidak.” Kaze otomatis menggeleng sambil tersenyum lebar.

“Karena selalu bersamanya hampir sepanjang waktuk, makanya Tuan Putri nggak sadar, mungkin hanya orang buta yang tidak bisa melihat bagaimana dia begitu menjagamu.”

Sekarang Kaze benar-benar paham. Selama ini dia selalu menerka-nerka, bahkan kadang tidak begitu mengerti dengan kedekatan yang tidak biasa antara Asa dan Naito, namun saat ini.

Semua sudah jelas. Masalahnya sekarang, tinggal bagaimana keputusan si Tuan Putri setelah mengetahui perasaan laki-laki itu padanya.

“Kamu terlalu manja pada kebaikan Naito.” Izumi memberikan komentar yang kontan membuat Asa membelalak lebar.

Dibanding Kaze, nada bicara laki-laki berkacamata itu jauh lebih tegas.

“Selama ini, Naito selalu di sisimu, mati-matian menahan perasaan karena tidak ingin membuatmu susah.

Sekarang, sudah waktunya kau lebih memperhatikan dia.”

Asa langsung menundukkan kepala, Ia sama sekali tidak mampu melawan perkataan Izumi.

Kata-kata itu benar-benar tertancap di dalam benaknya.

“Tapi aku nggak tahu harus bagaimana...”
download[4]

Comments

Popular posts from this blog

Boy Candra - Satu Hari di 2018